Sunday, August 16, 2009

Sopir Balapan, Belasan Luka-Luka

[ Minggu, 07 Desember 2008 ]
Sumber Kencono Tercebur Sungai, Restu Nyungsep

NGANJUK- Jalur maut Nganjuk-Kertosono kembali memakan korban. Kemarin siang, belasan orang luka-luka setelah terjadi kecelakaan antara Bus Sumber Kencono dan Bus Restu di Dusun Ngrajek, Desa Sambirejo, Kecamatan Tanjunganom.. Bahkan, Sumber Kencono sampai tercebur ke sungai.

Informasi yang dihimpun Radar Kediri di lokasi menyebutkan, kecelakaan terjadi sekitar pukul 13.15. Bus Restu N 6262 EU jurusan Madiun-Surabaya-Malang datang dari arah barat hendak menuju Surabaya. Tiba di Jembatan Kalimati, bus berpenumpang sekitar 20 orang itu mencoba menyalip bus Restu lainnya.

Keduanya kebetulan berangkat hampir bersamaan dari Terminal Nganjuk. "Memang balapan sejak dari terminal Nganjuk. Kebetulan ketemu di sana," beber Ferry, 33, kernet bus Restu asal Singosari, Malang.

Setelah menyalip dan melewati marka, Sugianto, 57, sang sopir, berhasil menyejajarkan posisi busnya dengan bus Restu lain yang disopiri kawannya. Tetapi, dia baru menyadari bahwa jalannya ternyata menyempit dan sedikit menanjak.

Kebetulan, dalam waktu bersamaan, dari arah timur melaju bus Sumber Kencono W 596 UN jurusan Surabaya-Jogjakarta. "Saya hendak menurunkan penumpang. Saya sempat lihat Restu sudah ke tengah," aku Lamiri, 38, sopir Sumber Kencono asal Sonobekel, Kecamatan Tanjunganom yang kemarin mengalami luka-luka di wajah dan tangannya.

Menghindari tabrakan, dia sempat melihat kemudi bus Restu yang disopiri Sugianto dibanting ke kiri. Namun, karena mendadak, hal itu justru membuat bodi belakangnya seperti disabetkan ke kanan. Hingga, akhirnya Lamiri pun tak dapat menghindarinya. Braakkkk...!!! "Kaca depan pecah, kena wajah. Habis itu gelap," aku Lamiri yang terpaksa harus dirawat di Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Nganjuk.

Lamiri baru sadar setelah busnya terguling dan masuk ke dalam aliran Sungai Kalimati yang tepat berada di sisi jalan raya. Rupanya, setelah tabrakan keras itu, Lamiri tak sadarkan diri dan kehilangan kendali kemudi. Hingga, busnya yang sedang mengangkut 77 penumpang -sebagian berdiri--itu tercebur ke dalam sungai.

Bersamaan dengan itu, bus Restu yang dikemudikan Sugianto juga tidak terkendali.Lalu melenceng ke kiri, keluar badan jalan, hingga terperosok ke selokan yang berada di sisi utara. "Saya tahunya kaca depan sopir pecah, terus busnya terguling," ungkap Setyowati, 20, warga Desa Bungubrejo Kidul, Ngawi, penumpang Bus Sumber Kencono yang kemarin tidak mendapat tempat duduk.

Dia sempat merasakan kepanikan penumpang yang terus berteriak ketika terjadi tabrakan. "Rasanya mau mati. Apalagi sampai masuk air," kenang Setyowati yang akhirnya mampu keluar sendiri dari kaca depan bus. Dia berhasil keluar dari sungai setelah dibantu masyarakat setempat. Setyowati lantas dibawa ke RS. Bhayangkara untuk mendapat pengobatan.

Selain Setyowati, terdapat 14 korban luka-luka lainnya yang dibawa ke RS Bhayangkara. Satu di antaranya penumpang Bus Restu. Sedangkan penumpang lainnya memilih langsung pulang, meskipun juga mengalami lecet-lecet.

Setelah dirawat, sekitar pukul 16.00, keempat belas korban diperbolehkan pulang. Sebagian besar mengalami luka robek. Namun, untuk Rodlatul Imtikanah, 21, warga Sonobekel Tanjunganom terpaksa dirawat di ruang ICU karena sendi kaki sebelah kirinya retak. "Saya mau turun. Tidak lihat bagian depan. Tahu-tahu ada teriakan terus busnya masuk air," aku Rodlatul yang berdiri tepat di pintu belakang bus Sumber Kencono pada saat kejadian.

Akibat kecelakaan ini, jalur Nganjuk-Kertosono sempat tersendat-sendat. Membuat setiap kendaraan yang masuk jalur padat menjelang libur panjang Idul Adha harus merayap. Walau demikian, tidak sampai macet. Lima petugas dari Satlantas Polres Nganjuk diturunkan untuk mengatur lalu lintas di sana.

Hingga kemarin sore, sopir Bus Sumber Kencono Lamiri dan maupun Bus Restu Sugianto masih diperiksa di Unit Laka Polres Nganjuk. "Sementara, kecelakaan terjadi karena bus Restu menyalip dan sisi belakang bus (lain) lalu ditabrak (bus) Sumber Kencono," terang Kanit Laka Iptu Burhanuddin mewakili Kapolres Nganjuk AKBP Slamet Hadi Supraptoyo.

Burhan menjelaskan bahwa rute Jembatan Kalimati memang dikenal sebagai jalur rawan kecelakaan. Sebab, jalurnya menyempit. Setelah melewati jalan dengan lebar 10 meter masuk ke jalur yang hanya memiliki lebar 6,4 meter. Panjang jalur maut ini sepanjang 500 meter. "Makanya kami menghimbau pengguna jalan untuk berhati-hati dan tidak ngebut," terangnya. Dia sempat menyayangkan marka masih berupa garis putus-putus yang artinya boleh mendahului. "Seharusnya garis lurus saja," tandasnya. (dea/hid)

Tabraka Dua Bus Sopir Bus Restu Jadi Tersangka

Nganjuk, 7 Desember 2008 16:44
Polres Nganjuk, Jatim, menetapkan sopir bus Restu, Sugiyanto, sebagai tersangka dalam kasus kecelakaan yang melibatkan dua bus, yakni Restu dan Sumber Kencono, Sabtu (6/12), yang mengakibatkan 15 orang luka-luka.

"Sopir bus tersebut tidak memperhatikan keselamatan penumpang, sehingga menyebabkan kecelakaan itu," kata Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Nganjuk, AKP Edy Hariadi, di Ngajuk, Minggu.

Menurut dia, tindakan sopir bus tersebut sangat ceroboh. Seharusnya, sebagai sopir ia memahami arus lalu lintas dan memperhatikan segala resiko, termasuk ketika melaju bus dari arah berlawanan.

Ia sangat menyayangkan kecelakaan tersebut. Padahal, dalam peraturan lalu lintas, sudah dijelaskan kecepatan maksimal untuk semua angkutan, baik pribadi maupun umum di jalan umum adalah 40 km/per jam.

"Kami menahannya dengan mengenakan pasal 360 KUHP No. 14 Tahun 1992 dengan ancaman hukuman lima tahun penjara, karena kelalaian sehingga mengakibatkan orang terluka," katanya menegaskan.

Sedangkan untuk sopir bus Sumber Kencono, Lamirin, lanjut Edy, pihaknya tidak mengenakan pelanggaran. Menurut dia, Lamirin hanya menjadi korban dari ulah sopir bus Restu yang keterlaluan.

"Sopir bus Sumber Kencono tidak kami kenakan pelanggaran, karena ia hanya korban," katanya menjelaskan.

Lebih lanjut, ia mengatakan, akan lebih intensif melakukan pemantauan di jalan raya. Pihaknya akan langsung menilang para pengemudi yang berkendara melebihi kecepatan yang ditetapkan.

Sementara itu, dari sekitar 15 penumpang yang sempat dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara, Nganjuk, sudah berangsur pulih dan diperbolehkan meninggalkan rumah sakit. Hanya Lamirin, yang merupakan sopir bus Sumber Kencono yang masih dirawat, karena lukanya cukup parah.

Kasus penangkapan sopir bus Restu, Sugiyanto berawal dari kecelakaan antara bus Sumber Kencono jurusan Surabaya-Jogyakarta yang saat itu melaju dari arah Surabaya menyenggol badan bus Restu jurusan Malang-Madiun, yang melaju dari arah berlawanan di Desa Kedungrejo, Kecamatan Tanjunganom, Kabupaten Nganjuk.

Laju kedua bus yang cukup cepat, membuat sopir bus kehilangan kendali. Akibatnya, bus Sumber Kencono menyenggol badan bagian belakang bus Restu, sehingga bus Sumber Kencono terpelanting ke sebelah kiri dan masuk ke sungai. Sementara itu bus Restu juga mengalami hal sama dengan terperosok ke sawah dan sebagian badan bus masih melintang di jalan. [TMA, Ant]

0 comments:

Post a Comment